Beranda | Artikel
Uh, Bajuku Telah Usang!
Selasa, 1 April 2014

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Saudaraku, Anda masih ingat baju-baju Anda yang Anda kenakan 10 tahun silam? Kemanakah baju-baju itu? Terlebih-lebih baju yang kala sering Anda kenakan ketika bekerja, ke kantor, atau sehari-hari. Mungkinkah saat ini Anda sudi untuk mengenakannya kembali seperti yang pernah Anda lakukan 10 tahun silam?

Saya yakin, Anda mengatakan, “Kebanyakan atau bahkan seluruh baju-baju itu telah usang, robek, dan tidak layak lagi untuk saya kenakan.”

Perkenankan saya mengajukan satu pertanyaan lagi, “Coba Anda ingat kembali baju yang kemarin Anda kenakan ketika bekerja seharian penuh, dari pagi hingga petang, terlebih bila Anda bekerja out door. Selama bekerja Anda berkeringat, tempat bekerja penuh dengan debu, dan asap. Mungkinkah hari ini Anda kembali mengenakan baju tersebut, tanpa terlebih dahulu mencucinya?”

Wah, pasti Anda menggerutu dan berkata, “Jorok ah, bau apek, kotor, kucel, dan membuat saya tampil tidak percaya diri.”

Bukankah demikian, Saudaraku?

Akan tetapi, tahukah Anda, bahwa hal itu sering Anda lakukan? Walau demikian, Anda tidak merasa terusik sedikit pun, apalagi menyadari bahwa Anda berpakaian kotor. Memalukan, bukan?

Anda pasti berkata, “Ah, tidak benar itu! Fitnah dan tuduhan keji!

Tenang, Saudaraku! Tidak perlu gusar, dan berikan saya kesempatan sesaat saja untuk membuktikannya.

Saudaraku, diri Anda terdiri dari raga dan jiwa. Selama ini Anda begitu perhatian untuk memperindah penampilan raga Anda dengan pakaian yang bersih dan rapi. Akan tetapi, seberapa besarkah perhatian Anda terhadap penampilan jiwa Anda?

Raga Anda menjadi menawan dan rapi dengan pakaian yang bersih, rapi, dan bagus. Demikian pula halnya dengan jiwa Anda. Jiwa Anda dapat menjadi indah nan menawan bila Anda menghiasinya dengan pakaian yang bersih, rapi, dan baru.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah sebagai perhiasan. Sedangkan pakaian takwa itulah yang lebih baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”  (Qs. al-A’raf: 26)

Ibnu Jarir ath-Thabari mengomentari ayat ini dengan berkata, “‘Pakaian takwa’ adalah Anda senantiasa merasakan ketakwaan kepada Allah, dengan menjauhi segala larangan dan kemaksiatan, serta menjalankan ketaatan kepada-Nya. Ini berarti mengharuskan Anda untuk menyatukan antara iman, amal shalih, sifat malu, dan takut kepada Allah, serta berperilaku yang terpuji. Hal ini dikarenakan, orang yang bertakwa kepada Allah pastilah menjalankan perintah, takut dari siksa, dan senantiasa merasakan pengawasan-Nya.

Ia merasa malu bila Allah menyaksikan dirinya bergelimang dalam kemaksiatan. Bila Anda demikian ini adanya, niscaya efek baik ketakwaan ini tampak pada diri Anda. Penampilan Anda menjadi anggun nan menawan, perilaku Anda terpuji, serta wibawa dan cahaya iman akan memancar dari raga Anda.” (Tafsir ath-Thabari: 12/371)

Tidak mengherankan bila Allah Ta’ala mengisahkan dalam al-Quran al-Karim tentang para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang disebutkan pada ayat berikut,

سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ

“Tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” (Qs. al-Fath: 29)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjalaskan bahwa yang dimaksud dari “bekas sujud” ialah penampilan, kewibawaan, dan cahaya karismatik sebagai seseorang yang beragama Islam.

Selain penampilan Anda menawan nan simpatik, penuh dengan kewibawaan, Andapun pasti merasakan betapa indah nan damainya kehidupan yang Anda jalani. Kebahagiaan dan manisnya jalan hidup Anda, dan bahkan surga dunia pun menjadi milik Anda.

ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِىَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً

“Manisnya iman pastilah dapat dirasakan oleh orang yang rela dengan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai utusan Allah.”  (Hr. Muslim)

Dahulu, sebagian ulama menggambarkan betapa indahnya kehidupan dunia yang ia jalani,

إِنْ كَانَ أَهْلُ الجَنَّةِ فِي مِثْلِ هَذَا الحَالِ إِنَّهُمْ لَفِي عَيْشٍ طَيِّبٍ

“Andai penghuni surga hanya mendapatkan kehidupan seperti yang aku alami saat ini, sungguh surga itu adalah kehidupan yang benar-benar bahagia.”

Sebagian orang shalih lainnya mengutarakan manisnya kehidupan yang ia jalani, dengan berkata,

إِنَّ فِي الدُّنْيَا جَنَّةً مَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا لَمْ يَدْخُلْ جَنَّةَ الآخِرَةِ

“Sungguh, di dunia terdapat surga, orang yang tidak berhasil menikmati surga dunia, niscaya tidak akan pernah masuk surga di akhirat.”

Bagaimana dengan diri Anda, Saudaraku? Pernahkah Anda merasakah indahnya keyakinan iman selama hidup Anda di dunia ini? Pernahkah Anda merasakan betapa manisnya iman dan takwa kepada Allah Ta’ala?

Bila pernah, maka betapa bahagianya Anda, dan semoga Anda kembali merasakannya dan semakin besar rasa manis yang Anda dapatkan. Bila belum, maka marilah kita sama-sama berjuang menemukannya. Semoga Allah memudahkan perjuangan kita semua.

Sebaliknya, bila Anda tidak pernah atau kurang memperhatikan kebersihan pakaian dan perhiasan jiwa Anda, niscaya penampilan jiwa Anda kusam, kucel dan sudah barang tentu tidak menawan dan menyebalkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الإِيْمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقَ الثَّوْبُ الخَلِقُ، فَاسْأَلُوا اللهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيْمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ

“Sesungguhnya iman yanga ada dalam dadamu dapat usang, sebagaimana halnya baju yang telah usang. Karenanya, mohonlah kepada Allah agar ia memperbaharui iman yang tersimpan dalam dadamu.” (Hr. al-Hakim)

Relakah Anda bila jiwa Anda menjadi kusut, lekang, dan usang, bagaikan baju yang telah Anda kenakan selama bertahun-tahun sehinga bisa saja telah compang-camping?
Bagaimana perasaan Anda bila Anda menyadari bahwa keadaan jiwa Anda ternyata telah lama compang-camping?

Menurut hemat Anda, apa yang menjadikan jiwa Anda usang dan bahkan compang-camping?
Jawabannya hanya ada satu, yaitu akibat dari kemaksiatan yang anda lakukan sendiri.

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sesungguhnya bila seorang hamba berbuat satu kesalahan, niscaya dititikkan pada hatinya satu titik hitam. Bila ia kembali dan memohon ampunan, maka hatinya kembali jernih. Dan bila ia (tidak memohon ampunan), malah mengulangnya kembali, maka titik hitamnya bertambah, hingga pada suatu saat titik-titik hitam itu memenuhi hatinya. Itulah yang dimaksud dengan kotoran yang disebutkan pada firman Allah,

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu telah mengotori hati mereka.” (Qs. al-Muthafifin: 14) (Hr. at-Tirmidzi)

Saudaraku, kemaksiatan kepada Allah Ta’ala, walau terasa manis, tetapi itu hanya sekejap, dan dalam sekejap berubah menjadi getir dan pahit. Bertahun-tahun, hati Anda kelam, jalan hidup menjadi gelap, dan derita dunia tak kunjung henti menghampiri Anda. Tidak mengherankan bila dunia yang begitu luas dan harta yang melimpah ruah, semua itu terasa sempit dan sedikit di hadapan Anda.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thaha: 124)

Saya yakin, Anda tidak mendambakan kehidupan sengsara dan penuh dengan derita semacam ini.

Saudaraku, jangan biarkan jiwa Anda menjadi kusut dan usang karena amalan Anda sendiri. Bangkit dan kobarkan semangatmu untuk membersihkan jiwamu dan menumbuhkan kedamaian sejati dalam hidupmu!

Saudaraku, mungkin Anda bertanya, “Bagaimanakah caranya agar saya beisa merubah jalan hidup saya, dari kelam menjadi terang, dari sempit menjadi lapang, dan dari pahit menjadi manis?”

Mudah, Saudaraku! Berikut ini beberapa langkah mudah yang dapat Anda tempuh untuk mengubah warna dan rasa jalan hidup Anda:

1.   Berdoa. Mohonlah petunjuk dan kemudah kepada Allah agar kehidupan Anda menjadi lapang dan terasa manis nan indah, sebagaimana yang disebutkan pada hadits di atas.

2.   Kenali dan dekatkanlah diri Anda kepada Allah Ta’ala, dengan menjalankan ketaatan dengan ikhlas dan menjauhi kemaksiatan.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari hal yang telah mereka kerjakan.” (Qs. an-Nahl: 97)

3. Membaca dan mempelajari al-Quran al-Karim dengan penuh penghayatan dan keimanan.

إِنَّ هَـذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

“Sesungguhnya, al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Qs. al-Isra’: 9)

4. Teladanilah gaya hidup dan pola pikir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang shalih.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah pada (diri) Rasulullah ada suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. al-Ahzab: 21)

Dan masih banyak lagi amalan shalih, yang bila Anda lakukan dapat menabah iman dan menerangi jalan hidup Anda.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang berhasil menikmati surga dunia sebelum menikmati surga akhirat. Salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِى قُلُوبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ

Ya Allah! Tumbuhkanlah pada diri kari kecintaan kepada iman, jadikanlah iman terasa indah dalam hati kami, dan jadikanlah kami membenci kekufuran,kefasikan dan kemaksiatan, serta jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Amiin, Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.

Penulis: Dr. Muhammad Arifin Badri, MA.

Artikel: PengusahaMuslim.Com


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/1810-uh-bajuku-telah-usang.html